Trump Umumkan Tarif Baru: Brasil Dikenai 50%, Irak-Libya 30%

Trump Umumkan Tarif Baru: Brasil Dikenai 50%, Irak-Libya 30%


Fakta Utama

, JAKARTA โ€” Presiden Amerika Serikat (AS)
Donald Trump
kembali mengirimkan gelombang baru surat pemberitahuan
tarif
pada Rabu (9/7/2025) waktu setempat, termasuk bea masuk sebesar 50% untuk
Brasil,
salah satu tarif tertinggi yang diumumkan sejauh ini dan dijadwalkan mulai berlaku pada Agustus.

Dalam suratnya kepada Brasil yang dikutip dari Bloomberg pada Kamis (10/9/2025), Trump mengaitkan tarif tersebut dengan penanganan terhadap mantan Presiden Jair Bolsonaro, yang saat ini menghadapi dakwaan terkait dugaan upaya kudeta.

“Persidangan ini seharusnya tidak berlangsung. Ini adalah

Pemburu penyihir

“yang harus segera dihentikan!” tulis Trump dalam surat tersebut.

Selain Brasil, Trump juga menetapkan tarif 30% terhadap produk impor dari Aljazair, Libya, Irak, dan Sri Lanka. Sementara itu, Brunei dan Moldova dikenakan tarif 25%, dan Filipina sebesar 20%. Tarif ini sebagian besar sesuai dengan pengumuman awal Trump pada April lalu, meskipun tarif Irak diturunkan dari 39% dan Sri Lanka dari 44%.

Trump mulai mengirimkan surat pemberitahuan tarif sejak Senin (7/7/2025), menjelang tenggat waktu pekan ini bagi negara-negara mitra untuk menyelesaikan negosiasi dagang dengan pemerintah AS.

Dalam unggahan di media sosial, Trump mengatakan akan merilis setidaknya tujuh surat tarif pada pagi hari Rabu, dan tarif tambahan akan diumumkan pada siang hari.

Brasil menjadi negara pertama yang menerima surat pemberitahuan tarif dari Trump, meskipun sebelumnya tidak masuk dalam daftar mitra dagang yang diumumkan saat peluncuran tarif balasan pada April lalu.

Surat tersebut juga dianggap sebagai peringatan bagi blok negara berkembang BRICS, yang selama ini dipandang oleh Trump sebagai ancaman terhadap dominasi dolar AS sebagai mata uang cadangan global.

Brasil termasuk tidak biasa dalam daftar target tarif terbaru Trump, karena justru mencatat defisit perdagangan dengan AS, berbeda dengan kebanyakan negara lain yang mencatatkan surplus besar terhadap Amerika.

Berdasarkan data Biro Sensus AS, selama tahun 2024 Brasil mengimpor produk dari AS senilai sekitar 44 miliar dolar AS, sementara ekspor Brasil ke AS tercatat sekitar 42 miliar dolar AS.

Brasil saat ini berada di peringkat 20 besar mitra dagang utama AS. Dari tujuh negara lain yang disebut dalam pengumuman tarif Trump pada hari Rabu (9/7/2025), hanya Filipina, dengan nilai ekspor ke AS mencapai 14,1 miliar dolar AS tahun lalu, yang masuk ke dalam daftar 50 mitra dagang utama AS.

Sementara itu, nilai impor gabungan dari enam negara sisanya pada 2024 kurang dari 15 miliar dolar AS, dengan Irak, sebagai pengekspor utama minyak mentah, menyumbang sekitar separuh dari total tersebut.

Saat ditanya mengenai dasar penetapan tarif dalam sebuah acara di Gedung Putih, Trump menjelaskan bahwa perhitungannya berdasarkan akal sehat, defisit perdagangan, sejarah hubungan dagang selama bertahun-tahun, dan angka-angka mentah.

“Mereka didasarkan pada fakta yang sangat, sangat substansial, serta juga sejarah masa lalu,” katanya.

Sejauh ini, peringatan tarif tambahan dari Trump belum terlalu mengguncang pasar keuangan, dengan pelaku pasar lebih fokus pada keputusan Trump untuk memperpanjang tenggat waktu penerapan tarif balasan hingga 1 Agustus 2025.

Langkah ini memberikan ruang tambahan bagi mitra dagang untuk menyelesaikan pembicaraan, dan awalnya sempat menimbulkan keraguan di Wall Street mengenai keseriusan Trump dalam mengeksekusi ancaman tarifnya.

Namun, Trump memperkuat komitmennya pada Selasa (8/7/2025) dengan menyatakan bahwa semua pembayaran akan jatuh tempo dan wajib dibayarkan mulai 1 Agustus 2025 dan tidak ada perpanjangan untuk tarif yang berlaku per negara.

Saat ditanya oleh wartawan tentang dasar perhitungan tarif terhadap negara mitra, Trump menjawab bahwa itu berdasarkan akal sehat, defisit perdagangan, catatan hubungan dagang selama bertahun-tahun, dan data mentah.

Ia menambahkan, tarif tersebut didasarkan pada fakta yang sangat substansial, termasuk juga sejarah masa lalu.

Selain itu, Trump juga meningkatkan tekanan terhadap dua mitra dagang utama. Uni Eropa disebut bisa segera menerima tarif sepihak meskipun negosiasi masih berlangsung, sementara India akan dikenakan tambahan tarif 10% karena keterlibatannya dalam blok negara berkembang BRICS, yang menurut Trump mengancam dominasi dolar AS sebagai mata uang global.

Selain itu, Trump juga mengeluarkan ancaman tarif sektoral. Dia mengusulkan tarif hingga 50% terhadap produk tembaga, yang mendorong harga logam tersebut melonjak hingga 17% di New York pada Selasa, rekor kenaikan harian. Dia juga mengancam akan memberlakukan tarif hingga 200% terhadap impor farmasi, kecuali produsen obat global memindahkan produksinya ke AS dalam waktu satu tahun.

Gelombang surat tarif dan ancaman baru ini menandai babak terbaru dari agenda perdagangan Trump yang penuh gejolak, memicu volatilitas pasar dan kekhawatiran di kalangan konsumen, pelaku usaha, serta mitra dagang terkait dampaknya terhadap arus perdagangan dan stabilitas ekonomi global.

Trump pertama kali mengumumkan rencana tarif balasan ini pada 2 April 2025. Namun, setelah reaksi pasar yang negatif, dia menurunkan tarif menjadi 10% selama periode negosiasi selama 90 hari yang seharusnya berakhir pada Rabu (9/7/2025) sebelum akhirnya diperpanjang tiga pekan.

Sementara surat tarif yang dikirimkan Trump pada hari Senin sebelumnya ditujukan kepada negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, Afrika Selatan, Indonesia, Thailand, dan Kamboja. Sebagian besar tarif tersebut konsisten dengan pengumuman awal Trump.

Meskipun Trump mempromosikan surat pemberitahuan tarif ini sebagai bentuk kesepakatan, perjanjian yang berhasil dicapai olehnya hingga saat ini dengan Inggris dan Vietnam belum mencakup seluruh aspek perdagangan dan masih menyisakan banyak ketidakjelasan.

Sementara itu, Trump juga telah mencapai kesepakatan gencatan dengan Tiongkok untuk menurunkan tarif dan mempercepat aliran impor mineral penting.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *